Kamis, 24 Februari 2011

Telapak Tangan Cermin Kesehatan


eramuslim - Telapak tangan adalah bagian saraf paling ujung dari tubuh manusia. Apa saja yang berlaku pada tubuh manusia akan terlihat pada tangan. Tak heran bila telapan tangan bisa menunjukkan suatu penyakit yang ada di dalam tubuh seseorang.

Melalui telapak tangan, sebenarnya kita bisa mendeteksi lebih awal berbagai penyakit serta kelainan yang terjadi dalam tubuh kita, tanpa harus memeriksa lebih dulu ke dokter. Namun, untuk lebih memastikan penyakit atau kelainan tersebut boleh dikonfirmasi ke dokter untuk memberi pengobatan lebih lanjut.

Pada telapak tangan tersimpan 1000 rahasia kesehatan manusia. Analis telapak tangan atau ‘The Sign of Hands’ telah lama digunakan oleh bangsa Yunani. Itulah sebabnya mengapa analisis telapak tangan merupakan salah satu bentuk analisis yang sangat dianjurkan bagi orang-orang yang berprofesi di bidang pengobatan ketika hendak merawat atau mengobati pasien yang datang berobat.

Di antara bagian telapak tangan yang bisa menunjukkan keadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia adalah, telapak tangan bagian atas, telapak tangan bagian belakang, semua jari (dari kelingking hingga ibu jari), ruas-ruas jari bagian atas dan kuku.

a. Penyakit jantung

Penemuan terbaru menunjukkan osteoarthritis dalam jari dapat menjadi petunjuk peringatan awal bagi pria bahwa mereka memiliki penyakit jantung. Para ilmuwan Finlandia meneliti 8000 orang dengan melihat ujung jari kelingking yang bengkok ke dalam, ditemukan 46 persen pria lebih beresiko meninggal di usia muda akibat serangan jantung dibanding pria tanpa osteoarthritis.

Alasan hubungan ini belum jelas tetapi para ahli mengira hal ini akibat tingkat lemak yang tinggi dalam darah yang dapat menutupi arteri atau dapat juga osteoarthritis menujukan rendahnya tingkat hormon seks pria, testoteron, yang melindungi pria terhadap penyakit jantung. Para ahli mengatakan satu alasan bahwa jari memberikan petunjuk bernilai bagi kesehatan karena gen yang mengontrol perkembangan juga mengontrol testis pada pria dan sel telur pada wanita.

b. Kanker payudara

Wanita dapat diketahui mereka beresiko memiliki kanker payudara di usia muda dengan membandingkan kesamaan kedua jarinya. Jika telunjuk lebih panjang dari jari manis, ini artinya mereka lebih memilki tingkat ostrogen yang lebih tinggi, suatu hormon yang membantu pertumbuhan kanker.

c. Autisme

Sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun 2001 menunjukan anak autistic memiliki jari manis yang sangat panjang, ini menunjukkan mereka nampaknya memiliki jumlah testosteron yang tidak biasa dalam rahimnya yang mengakibatkan bentuk perilaku pria yang sangat berlebihan seperti kesulitan komunikasi dan kurang kesadaran terhadap kondisi emosional orang lain.

d. Masalah paru-paru

Ketika dokter melihat gejala masalah pernapasan, mereka seringkali memeriksa kuku tangan. Ini karena warna kulit dibawah kuku berubah menjadi corak biru ketika terjadi komplikasi pernapasan. Darah yang mengandung oksigen memiliki warna merah terang tetapi darah yang kehilangan oksigen berwarna merah gelap. Ini salah satu gejala yang muncul pada bayi yang mengidap bronchitis akut.

e. Kemampuan olahraga

Tidak seorangpun meragukan Brasil meraih Piala Dunia tahun lalu karena skill luar biasa mereka. Tetapi Prof. Manning, peneliti dari Universitas Liverpool, tengah memeriksa teori dimana jumlah testosteron yang tinggi pada pemain Brasil memberikan mereka keuntungan fisik bagi timnya. Ia telah menemukan beberapa pemain top Brasil memiliki jari manis yang panjang.

f. Stres.

Dalam keadaan tertekan, tubuh akan mengeluarkan hormon streoid yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tanda-tanda di telapak tangan orang yang mengalami stres adalah terdapat urat-urat biru atau hijau di pergelangan tangan, telapak tangan dan di sepanjang jari-jari. Serta terlihat jelas di betis kaki.

g. Kekurangan Vitamin

Noda putih di ujung jari menunjukan kekurangan zat seng. Seng penting untuk menjaga sistem kekebalan. Sumber makan mengandung seng antara lain susu, tiram, ayam, biri-biri, semua jenis biji-bijian, kacang dan sayuran berdaun hijau. (to/fml

Rabu, 23 Februari 2011

Kiat Mendidik Anak agar pintar dan berakhlak mulia


Apa Kiat Mendidik Anak agar mereka pintar dan berakhlak mulia, di sekolah dan di rumah serta lingkungan? Apa Keutamaan adab dan akhlak ?

Adab adalah menggunakan sesuatu yang terpuji berupa ucapan dan perbuatan atau yang terkenal dengan sebutan Al-Akhlaq Al-Karimah. Dalam Islam, masalah adab dan akhlak mendapat perhatian serius yang tidak didapatkan pada tatanan manapun. Hal ini dikarenakan syariat Islam adalah kumpulan dari aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Ini semua tidak bisa dipisah-pisahkan. Manakala seseorang mengesampingkan salah satu dari perkara tersebut, misalnya akhlak, maka akan terjadi ketimpangan dalam perkara dunia dan akhiratnya. Satu sama lainnya ada keterkaitan sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِفَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berbuat baik terhadap tetangganya. (HR. Muslim, Bab Al-Hatstsu?ala Ikramil Jaar wadh Dhaif)

Di sini terlihat jelas bagaimana kaitan antara akidah dan akhlak yang baik. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menafikan keimanan orang yang tidak menjaga amanah dan janjinya.

لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ، وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ
Tidak ada iman bagi orang yang tidak menjaga amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menjaga janjinya. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Jami’? no. 7179)

Bahkan suatu ibadah tidak ada nilainya manakala adab dan akhlak tidak dijaga. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan (amalan) meninggalkan makan dan minumnya (puasa, red.). (HR. Al-Bukhari no. 1903). Yakni puasanya tidak dianggap.

Allah Subhanahu wa Ta?ala telah menjelaskan bahwa adab memiliki pengaruh yang besar untuk mendatangkan kecintaan dari manusia, sebagaimana firman-Nya:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut, terhadap mereka. Seandainya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.? (Ali ‘Imran: 159)

Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullahu menerangkan: Akhlak yang baik dari seorang pemuka (tokoh) agama menjadikan manusia tertarik masuk ke dalam agama Allah Subhanahu wa Ta?ala dan menjadikan mereka senang dengan agama-Nya. Di samping itu, pelakunya akan mendapat pujian dan pahala yang khusus. (Sebaliknya) akhlak yang jelek dari seorang tokoh agama menyebabkan orang lari dari agama dan benci kepadanya, di samping bagi pelakunya mendapat celaan dan hukuman yang khusus. Inilah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seorang yang ma?shum (terjaga dari kesalahan). Allah Subhanahu wa Ta?ala mengatakan kepadanya apa yang Allah Subhanahu wa Ta?ala katakan (pada ayat ini). Bagaimana dengan selainnya? Bukankah hal yang paling harus dan perkara terpenting adalah seseorang meniru akhlaknya yang mulia, bergaul dengan manusia dengan apa yang Nabi Shallallahu ?alaihi wa sallam contohkan berupa sifat lemah lembut, akhlak yang baik dan menjadikan hati manusia suka? Ini dalam rangka melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menarik para hamba ke dalam agama-Nya. (Taisir Al-Karimirrahman hal. 154)

"Muslim yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya." (HR Tirmidzi dan Ahmad).Hadis ini mengungkapkan hal yang sangat penting dalam Islam, yaitu akhlak. Selain masalah tauhid dan syariat, akhlak memiliki porsi pembahasan yang sangat luas.

Secara etimotogi akhlak terambil dari akar kata khuluk yang berarti tabiat, muruah, kebiasaan, fitrah, atau naluri. Sedangkan secara syar'i, seperti diungkapkan Imam Al-Ghazali, akhlak adalah sesuatu yang menggambarkan perilaku seseorang yang terdapat dalam jiwa yang baik, yang darinya keluar perbuatan secara mudah dan otomatis tanpa terpikir sebelumnya.

Jika sumber perilaku itu didasari oleh perbuatan yang baik dan mulia, yang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat, maka ia dinamakan akhlak yang mulia. Namun, jika sebaliknya, maka ia dinamakan akhlak yang tercela. Abu Hurairah ra. mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah SAW pernah ditanya tentang kriteria orang yang akan masuk syurga. Beliau menjawab, "Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik" (HR Tirmidzi dan Ahmad).

Tatkala Rasulullah SAW menasihati sahabatnya, beliau menggandengkan nasihat untuk bertakwa dengan nasihat untuk berakhlak baik pada manusia. Ada sebuah riwayat dari Abi Dzar Al-Ghiffary bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik" (HR Tirmidzi).

Benar, tauhid adalah inti dan pokok ajaran Islam yang harus selalu diutamakan. Namun, hal ini tidak berarti mengabaikan akhlak sebagai penyempurna. Tauhid dan akhlak sangat berkaitan erat, karena tauhid adalah realisasi akhlak seorang Muslim.
Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Makin sempurna tauhid seseorang, akan semakin baik pula akhlaknya. Sebaliknya, tatkala seorang hamba memiliki akhlak buruk, berarti akan lemah pula tauhidnya. Akhlak adalah tolak ukur kesempurnaan iman seseorang. Rasulullah SAW bersabda, "Orang Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya" (HR Tirmidzi dan Ahmad).

Keutamaan Akhlak Diantaranya:

1. menempati kedudukan yang tinggi dalam agama, karena termasuk salah satu risalah (misi) agama yang paling utama
Rosululloh saw bersabda:
"إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلَاقِ"
"tiada lain aku diutus (kedunia) adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak". (HR. Ahmad: 2/381).

2. Akhlak merupakan timbangan antara neraca kebaikan.
Rosululloh saw bersabda:
"إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَانِكُمْ أَخْلَاقًا"
"sesunggunya orang yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya". (HR. Bukhori dan Muslim).

3. Akhlak merupakan penyempurna keimanan.
Rosululloh saw bersabda:
"أَكْمَلُ المُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا"
"Orang-orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya". (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

4. pemberat timbangan (kebaikan) pada hari qiyamat.
Rosululloh saw bersabda:
"مَا مِنْ شَيْئٍ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ المُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ"
"Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari qiyamat selain kebaikan akhlaknya". (HR. Tirmidzi)

5. pengantar kesurga.
Ketika Rosululloh saw ditanya tentang hal yang paling banyak memasukkan seseorang kesurga, maka beliau menjawab:
"تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الخُلُقِ"
"Taqwa kepada Alloh dan akhlak yang baik". (lihat silsilah Shohihah: 997).

6. dengan akhlak dapat diperoleh kecintaan dan kedekatan dengan Nabi pilihan, Nabi Muhammad saw.
Rosululloh saw bersabda:
"إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَسِانُكُمِ أَخْلَاقًا"
"sesunggunya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya denganku pada hari qiyamat adalah yang paling baik akhlaknya". (HR. Tirmidzi: 4/370 dan lihat Shohihul Jami': 15350.

7. sebaik-baik warisan.
Hal ini berdasarkan kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa alaihimas salam dalam firman Alloh swt:

"adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim dikota itu, dan dibawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah orang yang sholih, maka Robbmu menghendaki agar mereka sampai kedewasaannya dan mengeluarkan simpanan itu, sebagai rohmat dari Robbmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". (QS. Al-Kahfi: 82).

Tips mendidik Anak Ala Muslim


Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah anak yang shaleh. Doa anak yang shaleh merupakan salah satu doa yang insya Allah pasti terkabul. Karenanya, orangtua harus mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, anak akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak dan hancur yang pada gilirannya akan merugikan orangtua itu sendiri.

Sesungguhnya memang tidak mudah memikul beban untuk membesarkan anak hingga menjadi pribadi yang kita harapkan dapat meraih sukses dunia dan akhirat. Semua butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikut beberapa tips yang diaplikasikan oleh orangtua yang disarikan dari tata cara mendidik anak ala Rasulullah Saw.

1. Menanamkan Nilai-nilai Ketauhidan
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orangtua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah Swt. dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Ini adalah pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal penting lainnya.

2. Menjadi Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Sudah selayaknyalah orangtua memberi keteladanan kepada anak-anaknya. Para orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik sesuai dengan nasihat dan ucapannya kepada para anaknya. Akan sangat lucu jika yang disampaikan orangtua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orangtua itu sendiri. Dalam Islam, keteladanan dari orangtua sangat menentukan terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat diharapkan menjadi contoh yang baik bagi pembentukan akhlak anak-anak muslim.

3. Mendidik dengan Kebiasaan
Suatu kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak harus dibiasakan bangun pagi agar mereka gemar melaksanakan shalat Subuh. Anak harus dibiasakan ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah di masjid. Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca Al-Quran pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada anak harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.

4. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah Saw. menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa, Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang terasa cepat. Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. Mengajari Al-Quran dan As-Sunnah serta menceritakan sirah nabi untuk meningkatkan kepercayaan diri ilmiahnya. Menanamkan kebiasaan berjual-beli untuk meningkatkan kepercayaan diri anak terkait ekonomi dan bisnis. Di samping itu, sejak dini anak akan terlatih mandiri secara ekonomi.

5. Memotivasinya Anak Berbuat Baik
Seorang anak, meski kecil, juga terdiri dari jasad dan hati. Mereka dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh dengan kata-kata yang hikmah. Anak-anak, terutama pada usia emas (golden age), cenderung lebih mudah tersentuh oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orangtua tidak mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Ketimbang mengancam, lebih baik orangtua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.

6. Sediakan Waktu untuk Makan Bersama Anak
Rasulullah Saw. senantiasa menyempatkan untuk makan bersama anak-anak. Cara tersebut akan mempererat keterikatan batin antara orangtua dan anaknya. Dengan begitu kita dapat meluruskan kembali berbagai kekeliruan yang mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi. Alangkah baiknya jika ibu dan bapak berkumpul dengan anak-anak ketika makan bersama sehingga mereka merasakan pentingnya peran kedua orangtuanya. Hal ini juga dapat mempermudah meresapnya segala nasihat tentang perilaku, keimanan, atau pendidikan.

7. Mendidik dengan Reward/Hadiah
Memberi hadiah adalah salah satu penghargaan yang dapat melunakkan hati anak sehingga mereka akan bersimpati kepada kita dan akhirnya mau melaksanakan nasihat yang kita berikan. Namun perlu diingat, tidak semua perbuatan baik anak harus dihargai dengan materi. Lakukan reward yang bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, belaian, uang, dan lain-lain.

8. Memilih Sekolah yang Islami
Saat anak menginjak usia sekolah, orangtua berperan dalam memilihkan sekolah, mengajarkan Al-Quran, mengembangkan pola pikir anak, memberikan data dan ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah (mendapatkan ilmu di sekolah), orangtua hendaklah selalu belajar tentang pendidikan anak karena semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kompleks pula problem (pendidikan anak) yang harus kita hadapi.

9. Mendidik dengan Hukuman
Cara ini boleh dilakukan jika cara-cara di atas tidak berhasil. Memang di dalam Islam, menghukum diperbolehkan selama tidak berlebihan seperti sampai menyebabkan luka. Hukuman tersebut usahakan menimbulkan efek jera kepada anak agar ia tidak mengulangi perbuatannya. Akan tetapi harus diperhatikan adab-adabnya, jangan sampai berlebihan yang akhirnya akan membuat anak menjadi dendam.

10. Memahami Keadaan Anak Secara Baik dan Menggunakan Metode yang Tepat
Setiap anak memiliki karakter dan pribadi yang berbeda walaupun berasal dari orangtua yang sama. Cari metode yang tepat dan jitu sehingga anak dapat diarahkan dengan lebih mudah.

Selamat mencoba, semoga barokah

Sabtu, 19 Februari 2011

Kisah Inpiratif : Alqomah menjelang Ajal

Konon dikisahkan bahwa pada Zaman Rasulullah saw. ada seorang pemuda yang bernama Alqomah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin sholat banyak puasa dan suka bershodaqoh. Suatu hari dia sakit keras, maka Istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah saw. untuk memberitahukan kepada Beliau saw. tentang keadaan Alqomah. Maka Rasulullah saw. kemudian mengutus Amar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah ra. untuk melihat keadaannya. Beliau saw. bersabda:”Pergilah kerumah Alqomah dan talqinlah untuk mengucapkan La illaha Illallah.” Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya, ternyata saat itu Alqomah sudah dalam keadaan naza, maka segeralah mereka mentalqinnya, namun ternyata lisan Alqomah tidak bisa mengucapkan La Illaha Illallah langsung saja mereka laporkan kejadian itu kepada Rasulullah saw.

Rasulullah saw. pun bertanya:” Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?.”

Ada yang menjawab:” Ada, wahai Rasulullah saw, dia masih mempunyai seorang Ibu yang sudah tua rentah.”

Maka Rasulullah saw. mengirim utusan untuk menemuinya, dan Beliau saw. berpesan kepada utusan tersebut:” Katakan kepada ibunya Alqomah, jika ia masih mampu untuk berjalanmenemui Rasulullah saw. Maka datanglah, namun jika tidak, maka biarkanlah Rasulullah saw. yang datang menemuinya.”

Tatkala utusan itu sampai di tempat ibunya Alqomah, dan Pesan Beliau saw. telah disampaikan, maka ia berkata:” Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”

Maka iapun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah saw. Sesampai di rumah Beliau saw. maka ia mengucapkan salam dan Rasulullah saw.pun menjawab salamnya. Lalu Rasulullah bersabda:

“Wahai ibu Alqomah, jawablah pertanyaanku dengan jujur. Sebab jika engkau berbohong maka akan datang wahyu dari Allah SWT. yang akan memberitahukan hal itu kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqomah?”.

maka sang ibu menjawa:” Wahai Rasulullah saw. dia rajin mengerjakan sholat, banyak puasa dan senang bersadaqoh.”

Lalu Rasulullah bertanya lagi:”Lalu bagaimana perasaanmu padanya?’”

Dia menjawab:” Saya marah kepadanya, wahai Rasulullah saw.”

Rasulullah saw. bertanya lagi:” Kenapa?’”

Dia menjawab: ” Wahai Rasulullah saw. dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan aku, dan diapun durhaka kepadaku.”

Maka Rasulullah bersabda:” Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqomah, sehingga tidak dapat mengucapkan syahadat.”

Kemudian beliau saw.bersabda:” Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”

Si ibu bertanya:” Wahai Rasulullah saw. apa yang ingin engkau lakukan?”

Beliau saw. menjawab:” Saya akan membakarnya dihadapanmu.”

dia menjawab:” Wahai Rasulullah saw. saya tidak tahan jika engkau membakar anakmu dihadapanku.”

Maka Rasulullah saw. menjawab:” Wahai ibu Alqomah, sesungguhnya adzab Allah SWT. lebih pedih dan lebih lama. Kalau engkau ingin agar Allah SWT. mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqomah. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sholat, puasa dan shodaqohnya tidak akan memberi manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.”

Lantas sang ibu berkata:” Wahai Rasulullah saw. Allah SWT sebagai saksi dan juga para malaikat serta semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridho kepada anakku Alqomah.”

Rasulullahpun berkata kepada Bilal ra:” Wahai Bilal, pergilah kepadanya lihatlah apakah Alqomah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum. Barangkali ibu Alqomah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari hatinya, atau barangkali dia hanya malu kepadaku.”

Bilalpun berangkat, dan ternyata dia mendengar Alqomah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah.

Maka bilal masuk dan berkata:” Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqomah telah menghalangi lisannya, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhonya telah menjadikannya mampu mengucapkan syahadat.”

Dan akhirnya Alqomah meninggal dunia saat itu juga.

Kemudian Rasulullah saw. melihatnya dan memerintahkan agar dia di mandikan dan dikafani, kemudian Beliau saw. mensholatinya dan menguburkannya, dan dekat dengan kuburan itu beliau bersabda:” Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshor, barang siapa melibihkan istrinya dari pada Ibunya, maka ia akan mendapatkan laknat dari Allah SWT, para Malaikat, dan seluruh manusia. Allah SWT tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali jika dia mau bertobat, dan berbuat baik kepada Ibunya, serta meminta ridhonya, karena ridho Allah SWT tergantung pada Ridhonya, dan kemarahan Allah SWT tergantung pada kemarahannya.”

MUTIARA KATA

VSIcenter.com | Peluang Bisnis VSI | Veritra Sentosa Internasional | Veritra Pay | Habs Pro | Bisnis Ustadz Yusuf Mansur
VSIcenter.com | Peluang Bisnis VSI | Veritra Sentosa Internasional | Veritra Pay | Habs Pro | Bisnis Ustadz Yusuf Mansur