1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
adalah kemampuan potensial seseorang untuk mempelajari sesuatu dengan menggunakan alat-alat
berpikir. Kecerdasan Emosional (EQ) adalah kemampuan untuk memahami suatu
kondisi perasaan seseorang, bisa terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Sedangkan
Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna
atau nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam
konteks makna yang lebih luas, kaya dan mendalam.
2. Sejalan dengan
tantangan dan suasana kehidupan modern yang serba kompleks, ukuran standar IQ
ini memicu perdebatan dan pertentangan. Daniel Goleman (1999) kemudian
mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor
penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni EQ. Perkembangan
berikutnya dalam usaha untuk menguak rahasia kecerdasan manusia adalah
berkaitan dengan fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan, Kecerdasan Intelelektual
(IQ) dan Kecerdasan Emosional (EQ) dipandang masih berdimensi
horisontal-materialistik belaka, sehingga lahirlah SQ yang akan memberi arah,
bagaimana seharusnya memperlakukan hubungan horizontal-materialistik itu
menjadi lebih bermakna dan bernilai.
3. SQ sangat
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Harus diakui
bahwa IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem
yang saling terkait (interconnected) di dalam diri, sehingga tak mungkin
dipisah-pisahkan fungsinya. Untuk menjadi pribadi yang sukses, seseorang harus
mampu menggabungkan dan mensinergikan IQ, EQ, dan SQ.
SARAN
1)
Orang tua dan para pendidik hendaknya sejak dini mengarahkan anak-anaknya supaya
memiliki kemampuan IQ, EQ, dan SQ secara seimbang sehingga mereka nanti dapat
menjalani hidup ini dengan sukses.
2)
Orang tua dan para pendidik perlu mengetahui potensi yang
menonjol (signifikan) pada anak untuk dikembangkan lebih jauh.
3)
a. Orang tua adalah seseorang yang pertama
kali harus mendidik Kecerdasan Emosional (EQ) kepada anaknya dengan memberikan
teladan dan contoh yang baik. Agar anak memiliki kecerdasan emosional yang
tinggi, orang tua diharapkan mengajar anaknya untuk :
1) membiasakan membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis
2) bekerja dalam kelompok secara harmonis
3) berbicara dan mendengarkan secara efektif
4) selalu
mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)
5) mengatasi persoalan dengan teman yang nakal dengan semakin mandiri
6) berempati pada
sesama
7) memecahkan
persoalan secara mandiri
8) selalu meningkatkan kemampuan mengatasi konflik
9) membangkitkan
rasa humor
10) memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit
11) menghadapi
situasi yang sulit dengan percaya diri
12) menjalin keakraban
b. Kecerdasan Emosional
(EQ) tumbuh seiring pertumbuhan seseorang sejak lahir hingga meninggal dunia.
Pertumbuhan EQ dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, dan contoh-contoh yang
didapat seseorang sejak lahir dari orang tua dan lingkungannya. Kecerdasan
Emosional menyangkut banyak aspek penting, yang agaknya
semakin sulit didapatkan pada manusia modern, yaitu:
1)
empati (memahami orang lain secara mendalam)
2) mengungkapkan
dan memahami perasaan orang lain
3) mengendalikan
amarah
4) kemandirian
5) kemampuan
menyesuaikan diri
6) disukai
7)
kemampuan memecahkan masalah antar pribadi dalam
sebuah ketekunan
8) kesetiakawanan
9) keramahan
10) sikap hormat
4)
Agar anak memiliki Kecerdasan Spiritual (SQ)
yang tinggi, orang tua diharapkan mendidik sejak dini terhadap anak-anaknya,
antara lain:
1)
Mengenalkan Allah sebagai
rob
2)
Mengenalkan Allah sebagai
ilah
3)
Mengenalkan Allah yang
memiliki nama dan sifat-sifat keagungan
4)
Mengenalkan adanya
malaikat
5)
Mengenalkan adanya alam
ghaib: alam kubur, kiamat, surga neraka dll
6)
Mengenalkan adanya
kitab-kitab suci
7)
Menceritakan para nabi dan
cerita yang bermanfaat
8)
Membiasakan ucapan
kalimat-kalimat thayibah
9)
Melatih membiasakan
berdo’a kepada Allah
10)
Melatih mencari
hikmah dari setiap kejadian/cobaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar