Sesungguhnya sidik jari merupakan “pesan indah” dari Tuhan untuk kita agar
kita dapat memahami potensi yang kita miliki seutuhnya.
Begitulah, di pagi yang indah, terlihat sepasang orang tua muda sedang
berdiskusi dengan hangat. Hal yang mereka diskusikan tidak lain ternyata
mengenai putri kecil mereka yang cantik bernama: Aisya. Sambil meneguk segelas
teh hangat sang bunda bertanya pada ayah: “Kira-kira nanti putri kita bagusnya
jadi apa ya ayah? Bunda masih bingung. Sekolah sih banyak yang bagus,” kata si
isteri.
Dan entah kenapa, si bunda jadi khawatir, jika ternyata sekolah yang ada,
tidak cocok dengan putri mereka. “Bunda ingin memberikan yang terbaik untuk
Aisya,” tambahnya. Mendengar kalimat yang terucap dari bibir sang bunda, sang
ayah pun berkomentar.
“Bunda, tampaknya kita memang harus mengecek bakat putri kita. Kita kan
nggak tahu, apa yang cocok buat dia kalau tidak kita periksa dulu, seperti apa
sebenarnya gambaran putri kita,” tuturnya.
Lalu keduanya sepakat untuk memeriksakan kondisi putrinya. Namun, dengan
kondisi putrinya yang berusia 13 bulan maka keduanya merasa bingung untuk
mementukan kemana putri kecilnya harus diperiksa, dan apa yang harus diperiksa,
serta mereka juga berpikir bagaimana melakukan pemeriksaan untuk anak yang baru
berusia 13 bulan.
Nah, sahabatku, para orang tua Indonesia yang cerdas. Apakah kondisi ini
pernah melanda Anda? Jika pernah, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda hanya
berdiam diri saja, atau Anda sibuk ke sana kemari untuk mencari tempat untuk
pemeriksaan balita Anda? Pertanyaan seperti itu wajar.
Kondisi ini memang sering kali ditemukan dalam situasi sehari – hari.
Sebagai psikolog, saya memahami kondisi ini terkadang membuat orang tua merasa
bingung tentang apa yang harus dilakukan oleh mereka. Oleh karena itu, saya
menyarankan kepada Anda untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin sehingga
Anda memperoleh gambaran tentang putra – putri Anda.
Berbicara mengenai pemeriksaan, hal yang terkadang muncul dalam pemikiran
kita sebuah pertanyaan yang sangat logis. Bagaimana melakukan pemeriksaan pada
balita? Kalo periksa kesehatan sih sangat mungkin ya, karena memang dari lahir
seorang bayi diperiksa. Tetapi untuk memeriksa psikis, bakat, potensi, apakah bisa?
Sesuatu yang tidak mungkin tampaknya.
Namun untuk saat ini, ternyata hal tersebut menjadi sangat mungkin.
“Sebagai psikolog, saya merasa sangat terbantu dengan metode ini, yaitu
“Analisa Sidik Jari”. Melalui metode ini, terus terang, bisa diperoleh gambaran
“original” mengenai seseorang.
Pertanyaannya: Apa itu analisa sidik jari? Ramalan atau bukan? Inilah
jawabannya: Analisa sidik jari adalah adalah satu metode yang dipergunakan
untuk memperolah gambaran tentang potensi seseorang berdasarkan cara kerja
otaknya. Dengan metode ini, sedini mungkin anak sudah bisa diperiksa.
Barangkali muncul pertanyaan di benak kita masing-masing, kenapa yang
diperiksa jari, di-scan satu per-satu? Hasil yang keluar malah bercerita
tentang potensi yang diperoleh dari cara kerja otak. Perlu diketahui bahwa
menurut dr. Montalcini dan dr. Stanley Cohen, ada hubungan antara Epidermal
Growth Factor (EGF) dan Nerve Growth Factor (NGF) yang menunjukkan adanya
relevansi antara sidik jari dan otak.
Selain itu, sejak tahun 1685 Guard Bidloo menemukan bahwa sidik jari
terbentuk di usia kandungan 13 minggu, yang pertumbuhannya bersamaan dengan
pertumbuhan otak. Oleh karena itu, dengan menganalisis titik syaraf yang ada di
setiap ujung jari, kita bisa menemukan cara kerja otak yang tercermin dari
titik syaraf tersebut.
Setiap jari memiliki relevansi dengan cerebral korteks (5 bagian dari otak
besar), yaitu jempol dengan lobus pre-frontal, telunjuk dengan lobus frontal,
jari tengah dengan lobus parietal, jari manis dengan lobus temporalis, dan jari
kelingking dengan lobus oksipitalis. Setiap lobus pada cerebral korteks ini
memiliki fungsi yang berbeda-beda dan merupakan bagian dari otak yang berkaitan
dengan potensi bakat.
Sampai sejauh ini sudah banyak penelitian di dunia yang memanfaatkan metode
analisa sidik jari untuk memperoleh gambaran tentang individu. Berikut ini saya
sajikan beberapa situs yang memuat jurnal hasil penelitian yang memanfaatkan
metode tersebut. Di antaranya:
1. 1.Association between Finger Patterns of Digit II and Intelligence
Quotient Level in Adolescents. Mostaf Najafi, MD, (2009), Department of
Psychiatry, Shahrekord University of Medical Sciences, Shahrekord, IR Iran.
Link:http://journals.tums.ac.ir/upload_files/pdf/14053.pdf.
2. 2.Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Persons with Superior
Intelligence. M. Cezarik, dkk, 1996; link:http://www.collantropol.
hr/_doc/Coll.%20Antropol.%2020%20%281996%29%202:%20413-418.pdf
3. 3.Application and Development of Palmprint Research, Yunyu Zhou, dkk,
(2001), link:http://ai.pku.edu.cn/aiwebsite/research.files/collected%20papers%2020palmprint/Application%20and%20development%20of%20palm%20print%20research.pdf.
4. 4.Analysis of dermatoglyphic signs for definition psychic functional
state of human’s organism, Anatoly Bikh,dkk; link: http://www.foibg.com/ibs_isc/ibs-07/IBS-07-p06.pdf.
5. 5.Determining The Association Between Dermatoglyphics And Schizophrenia
By Using Fingerprint Asymmetry Measures; Jen-Feng Wang, dkk; link:http://www.eng.mu.edu/nagurka/Wang_Determining%20the%20Association_IJPRAI2203_P6.
6. 6.Quantifying the Dermatoglyphic Growth Patterns in Children through
Adolescence; J.K. Schneider,Ph.D.; link: http://www.ncjrs.gov/pdffiles1/nij/grants/232746.pdf
Unik. Permanen.Tidak berubah: Sidik jari tidak akan pernah sama, sekalipun
satu jari dengan jari lainnya di tangan orang yang sama. Oleh karena itu, Guard
Bidloo (1685) mengatakan sidik jari manusia tidak ada yang sama dan kemungkinan
kesamaannya hanyalah 1:64.000.000.000. Hebatnya lagi, analisis sidik jari
bersifat objektif, tidak dipengaruhi unsur kondisi fisik (sehat atau sakit)
maupun unsur psikologis (sedih, senang, stres). Analisis sidik jari betul-betul
apa adanya, tidak ada rekayasa sama sekali.
Kapan analisis sidik jari dapat dilakukan? Mulai dari bayi berusia 3 bulan
sampai dengan lanjut usia. Untuk anak-anak dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengembangkan potensi dan pemilihan sekolah yang sesuai. Dengan memperoleh
gambaran yang tepat mengenai anak, orang tua bisa memberikan stimulasi yang
tepat untuk anak.
Inilah beberapa gambaran tentang anak yang bisa diketahui dari analisa
sidik jari
§
Kecenderungan karakter bawaan sejak lahir
§
Cara kerja otak dalam menangkap informasi
§
Cara kerja otak yang berkaitan dengan proses pemberian respon
§
Potensi bakat
§
Gaya belajar
§
Gaya bekerja
§
Potensi bakat
§
Tipe atau jenis pekerjaan yang relevan dengan kepribadian
§
Gaya berpikir
§
Potensi daya tahan terhadap stres ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar